Sunday, 3 April 2011

Newcastle Disease (ND) atau Tetelo

| Sunday, 3 April 2011 | 1 comments



Newcastle Disease (ND) adalah penyakit yang sangat menular dengan angka kematian yang tinggi, disebabkan oleh virus genus paramyxovirus dengan famili  paramyxoviridae. Nama lain untuk ND adalah tetelo, pseudovogolpest, sampar ayam, Rhaniket, Pneumoencephalitis dan Tontaor furrens. Newcastle Disease dipandang sebagai salah satu penyakit penting di bidang perunggasan. Kejadian wabah penyakit ND seringkali terjadi pada kelompok ayam yang tidak memiliki kekebalan atau pada kelompok yang memiliki kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi atau karena kegagalan program vaksinasi.
            Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ND antara lain berupa kematian ayam, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan pertumbuhan dan penurunan berat badan pada ayam pedaging.
Terdapat tiga katagori strain ND : 
Ø  Velogenik. Virus golongan ini bersifat akut dan sangat mematikan serta dikategorikan sangat tinggi patogenitasnya (sangat ganas). Wabah ND di Indonesia umumnya disebabkan oleh velogenik tipe Asia yang lebih banyak menimbulkan kematian daripada tipe Amerika. Velogenik tipe Asia disebut juga Velogenik Viscerotropik. Sedangkan Velogenik tipe Amerika disebut juga Velogenik Neurotropik.
Ø  Mesogenik. Virus galur ini  bersifat akut, cukup mematikan dan dikategorikan sedang patogenitasnya. 
Ø  Lentogenik. Virus galur lentogenik merupakan bentuk respirasi sedang yang sangat rendah patogenitasnya. Contoh virus galur lentogenik, antara lain  B1, F dan La Sota. Strain ini dapat dikembangkan sebagai vaksin.
Sifat-sifat Virus ND 
            Sifat-sifat virus ND penting untuk diketahui guna menentukan model atau cara-cara pencegahan dan penanganan vaksin. Sifat virus ND antara lain; menggumpalkan butir darah merah, di bawah sinar ultra violet akan mati dalam dua detik, mudah mati dalam keadaan sekitar yang tidak stabil dan rentan terhadap zat-zat kimia, seperti : kaporit, besi, klor dan lain-lain. Desinfektan yang peka untuk ND antara lain; NaOH 2%, Formalin (1 – 2%), Phenol-lisol 3%, alkohol 95 dan 70%, fumigasi dengan Kalium permanganat (PK) 1 : 5000.  Aktivitas ND akan hilang pada suhu 100o C selama satu menit, pada suhu 56o C akan mati selama lima menit sampai lima jam, pada suhu 37o C selama berbulan-bulan. Virus ND stabil pada pH 3-11.
            Masa inkubasi penyakit ND adalah 2-15 hari, dengan rata-rata 6 hari. Ayam yang tertular virus ND akan mulai mengeluarkan virus melalui alat pernapasan antara 1 sampai dengan 2 hari setelah infeksi. Infeksi oleh virus ND di alam yang tidak menyebabkan kematian akan menimbulkan kekebalan selama 6-12 bulan, demikian juga halnya kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi. Hampir semua jenis unggas baik unggas darat maupun unggas air rentan terhadap virus ND, termasuk ayam, kalkun, itik, angsa, merpati dan unggas liar.
Penularan
            Penularan virus ND dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, litter dan peralatan kandang, burung dan hewan lain. Debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar, dapat pula melalui telur terinfeksi yang pecah dalam inkubator dan mengkontaminasi kerabang telur lain. Penyebaran virus ND oleh angin bisa mencapai radius 5 km. Burung-burung pengganggu, ayam kampung dan burung peliharaan lain merupakan reservoir ND.
            Penularan ND terutama melaui udara.  Melalui  batuk, virus mudah terlepas dari saluran pernapasan penderita ke udara dan mencemari pakan, air minum, sepatu, pakaian dan alat-alat sekitarnya. Virus dengan capat menyebar dari ayam ke ayam lain, dari satu kandang ke kandang lain. Sekresi, ekskresi dan bangkai penderita merupakan sumber penularan penting bagi ND. Virus yang tercampur lendir atau dalam feses dan urine mampu bertahan dua bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan labih lama lagi.
Gejala Klinis
            Gejala yang terlihat pada penderita sangat bervariasi, dari yang sangat ringan sampai yang terberat. Berikut ini kemungkinan gejala klinis pada ungggas penderita penyakit ND.
Ø  Bentuk Velogenik Viscerotropik: bersifat akut, menimbulkan kematian yang tinggi, mencapai 80-100%. Pada permulaan sakit, nafsu makan hilang, mencret yang kadang-kadang disertai darah, lesu, sesak napas, megap-megap, ngorok, bersin, batuk, paralisis parsial atau komplit, kadang-kadang terlihat gejala torticalis.
Ø  Bentuk Velogenik Neurotropik: gejala pernafasan dan syaraf seperti torticalis lebih menonjol terjadi daripada velogenik viscerotropik. Mortalitas bisa mencapai 60-80 %.
Ø  Bentuk Mesogenik: pada bentuk ini terlihat gejala klinis berupa gejala respirasi seperti batuk, bersin, sesak nafas, megap-megap. Pada anak ayam menyebabkan kematian sampai 10%, sedangkan pada ayam dewasa hanya berupa penurunan produksi telur dan hambatan pertumbuhan, tidak menimbulkan kematian.
Ø  Bentuk Lentogenik:  terlihat gejala respirasi ringan saja, tidak terlihat gejala syaraf. Bentuk ini tidak menimbulkan kematian, baik pada anak ayam maupun ayam dewasa.
            Gejala klinis anak ayam dan ayam fase bertelur penderita ND adalah: (a) Pada anak ayam, ditemukan penderita mati secara tiba-tiba tanpa gejala penyakit. Pernafasan sesak, batuk, lemah, nafsu makan menurun, mencret dan  berkerumun. Terlihat gejala syaraf berupa paralisis total atau parsial. Penderita mengalami tremor atau kejang otot, bergerak melingkar dan jatuh. Sayap terkulai dan leher terputar (torticolis). Mortalitas pada penderita bervariasi. (b) pada ayam fase produksi, umur  2 sampai dengan 3 minggu terlihat gejala gangguan pernapasan, depresi dan napsu makan menurun, namun gejala syaraf jarang terlihat. Produksi telur menurun secara mendadak. Morbiditas dapat mencapai 100%, sedangkan mortalitas bisa mencapai 15%. 
Perubahan Pada Bangkai
            Perubahan pasca mati pada unggas penderita antara lain meliputi ptekhie,  berupa bintik-bintik perdarahan pada proventrikulus dan seka tonsil, eksudat dan peradangan pada saluran pernapasan serta nekrosis pada usus, kantung hawa keruh dan bernanah, hati dan limpa bengkak.
Pencegahan
            Tindakan vaksinasi merupakan langkah yang tepat sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yang secara umum diterapkan yaitu, (1) pada infeksi lentogenik ayam pedaging,  dicegah dengan pemberian vaksin aerosol atau tetes mata pada anak ayam umur sehari dengan menggunakan vaksin Hitchner B1 dan dilanjutkan dengan booster melalui air minum atau secara aerosol. (2) pada infeksi lentogenik ayam pembibit dapat dicegah dengan pemberian vaksin Hitchner B1 secara aerosol atau tetes mata pada hari ke-10. Vaksinasi berikutnya dilakukan pada umur 24 hari dan 8 minggu dengan vaksin Hitchner B1 atau vaksin LaSota dalam air, diikuti dengan pemberian vaksin emulsi multivalen yang diinaktivasi dengan minyak pada umur 18-20 minggu. Vaksin multivalen ini dapat diberikan lagi pada umur 45 minggu, tergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakit dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pemeliharaan.
            Tindakan pencegahan selain vaksinasi adalah sanitasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain, (1) sebelum kandang dipakai, kandang dibersihkan kemudian dilabur dengan kapur yang dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi kandang dilakukan secara fumigasi dengan menggunakan fumigant berupa formalin 1-2% dan KMnO4, dengan perbandingan 1 : 5000. (2) liter diupayakan tetap kering, bersih dengan ventilasi yang baik. Bebaskan kandang dari hewan-hewan vektor yang bisa memindahkan virus ND. Kandang diusahakan mendapat cukup sinar matahari. (3) hindari penggunaan karung bekas. (4) DOC harus berasal dari perusahaan pembibit yang bebas dari ND. (5) di pintu-pintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik untuk alat transportasi maupun orang. (6) memberikan pakan yang cukup kuantitas maupun kualitas.
Pengendalian
            Tindakan pengendalian untuk menekan penularan penyakit ND sangat diperlukan. Tindakan-tindakan tersebut, antara lain meliputi, (1) ayam yang mati karena ND harus dibakar atau dikubur. (2) ayam penderita yang masih hidup harus disingkirkan, disembelih dan daging bisa diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dan sisa pemotongan harus dibakar atau dikubur. (3) larangan mengeluarkan ayam, baik dalam keadaan mati atau hidup bagi peternakan yang terkena wabah ND, kecuali untuk kepentingan diagnosis. (4) larangan menetaskan telur dari ayam penderita ND dan izin menetaskan telur harus dicabut selama masih ada wabah ND pada  perusahaan pembibit. (5) penyakit ND dianggap lenyap dari peternakan setelah 2 bulan dari kasus terahir atau 1 bulan dari kasus terakhir yang disertai tindakan penghapus hamaan.

1 comments:

Unknown said...

sumbernya dong :-)

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

kita dapat berubah asalkan kita mau berubah

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com